Pages

Recent Posts

Recent comments

Kamis, 06 Desember 2012

JURNAL PENDIDIKAN

RESUME JURNAL:

1. PENDIDIKAN ISLAM DALAM KONTEKS KELUARGA, MASYARAKAT DAN PROBLEMATIKANYA
Oleh: Arbangi dalam SULUH Jurnal Pendidikan Islam Vol.3 No.1 Januari-April 2010

Keluarga adalah lembaga pertama di mana manusia hidup, belajar dan berlatih, sebelum ia memasuki komunitas yang lebih besar. Keluarga adalah cermin bagi anak yang akan berbasis pada kepribadiannya di masa mendatang. Dalam sistem pendidikan sekarang, pendidikan keluarga dan atau masyarakat dikategorikan dalam wilayah pendidikan informal, yaitu pendidikan yang dilakukan dengan atau tanpa sengaja melalui lingkungan keluarga maupun masyarakat. Dalam kontaks belajar, keluarga adalah tempat pertama kali di mana anak melakukan pembelajaran melalui pergaulan dan proses komunikasi antara dirinya dengan orang tuanya selaku pendidik.

Pendidikan Islam dalam keluarga adalah pendidikan Islam yang dilakukan dengan baik dengan disengaja atau tidak yang terjadi melalui komunikasi antara anak dengan orangtuanya atau dengan anggota keluarganya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pendidikan Islam dalam keluarga merupakan realisasi dari tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak, sesuai makna dari QS. Luqman: 12-19 yang menyangkut empat aspek, yaitu: a) Pendidikan Ibadah, b)Pokok-pokok ajaran Islam dan membaca Al-Qur’an, c) Pendidikan Akhlakul karimah dan d) Pendidikan aqidah islamiyah.
Karakteristik pendidikan Islam dalam keluarga adalah: a) Idealis, yaitu pendidikan yang menitikberatkan pada nilai ideal manusia, dimana manusia memiliki kemampuan berfikir, bertindak dan berkeinginan, b) Natural, yaitu merealisasikan cita-cita anak sesuai dengan tabiat aslinya dan c) Pragmatis, yakni berorientasi pada segi kemanfaatan, baik menyangkut pengetahuan, sikap atau perilaku, maupun ketrampilan-ketrampilan.
Metode pembelajara dalam keluarga bisa menggunakan beberapa metode dan pendekatan. Diantaran metode tersebut adalah dengan Tanya jawab, drill (latihan), hikayat (cerita), karya wisata, resitasi (pemberian tugas) dan keteladanan. Adapun pendekatan yang dapat dipakai adalah melalui: pembiasaan, fungsional, emosional, rasional dan pengalaman. Problematika yang sering dihadapi dalam pendidikan keluarga dapat ditinjau dari latar belakang kehidupan orang tua, yakni meliputi Pendidikan, agama, lingkungan, strata sosial dan keharmonisa rumah tangga.
Pendidikan Islam dalam masyarakat (pendidikan non-formal) adaah, pendidikan yang diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan dan berfungsi sebagai pengganti, penambah dan atau pelengkappendidikan formal dalam rangka mendukung pendidkan sepanjang hayat. Masyarakat adalah kelompok warga yang ingin menata lingkungannya hidup dalam kedamaian, kesejahteraan, maju dan berkembnang. Sebagai kelompok kebersamaan, masyarakat berusaha mengarahkan warganya menuju kepada kehidupan yang harmonis, dalam memperbaiki pengetahuan warganya.
Karakteristik pendidikan Islam dalam masyarakat adalah: a) Pelaksanaan pendidikan dilakukan sepenuhnya oleh individu atau masyarakat, menyangkut muatan kurikulum, standar isi, standar proses dan mutu tamatan, b) Pendidikan Islam dimasyarakat sebagai pengembang potensidengan penekanan performalitas dalam suatu bidang, c) diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan, d) Suatu pendidikan Islam dalam masyarakatyang bertujuan untuk menggambarkan pencapaian tingkat mutu yang seharusnya dipakai dalam program pembelajaran dan e) Mandiri, sebagaimana pesantren sebagai lembaga pendidikan yang jauh lebih mandiridibanding dengan lembaga formal seperti perguruan tinggi.
Pendidikan Islam dalam masyarakat hendaknya mengacu pada strategi yang memiliki visi memberikan inspirasi, motivasi dan kekuatan serta menjadi cita-cita bersama bagi pihak yang berkepentingan. Selain itu juga dituntut memiliki misi yautu menekankan pada keluwesan ruang gerak mutu layanan.
Problematika pendidikan Islam dalam masyarakat, diantaranya adalah pendidikan Islam dimasyarakat masih banyak yang baru sebatas menyiapkan mental keagamaan yang bersifat normatif dan adaptif, dukungan dana, sebagai lembaga nonformal seperti pesantren terkesan sangat lamban dalam menadopsi perubahan dan berat meninggalkan tradisi lama, kemuian legitimasi ijazah yang dikeluarkan lembaga pendidikan nonformal belum sepenuhnya mendapat pengakuan untuk memasuki dunia kerja, terutama pada lembaga kerja formal.


2. PENUMBUH KEMBANGAN MOTIVASI EKSTRINSIK SISWA MELALUI PROSES BELAJAR MENGAJAR
Oleh : Zaenal Abidin dalam jurnal Ilmiah Vol.3 No.3 TA’DIB, pemikiran dan wawasan keagamaan.

Dalam psikologi Behaviorisme, motivasi bnerasal dari motif yang merupakan suatu pengertian jiwa yang kompleks didalam suatu organisme yang mengarahkan tingkahlaku atau perbuatan kesuatu tujuan atau perangsanag. Jadi pada eksistensinya motivasi sangat penting khususnya dalam pengembangan atau pengaktualisasikan diri seorang individu. Itulah sebabnya motif tersebut memiliki fungsi: 1. Mendorong manusia dalam melakukan tindakan 2. Menentukan arah perbuatan manusia 3. Menyelidiki perbuatan manusia
Interaksi pelajar dan peserta didik diharapkan mampu mengacu pada penumbuh kembangn motivasi siswa dalam belajar terutama motivasi ekstrisiknya. Motivasi ekstrisik tersebut maksudnya ialah motif-motif yang aktif, dan fungsinya disebabkan adanya stimulus dari luar. Aktivatas tersebt dapat terjadi karena adanya stimulus yang datang dari luar diri siswa. Oleh karena itu motivasi ekstrisik dapat dikatakan sebagai motivasi yang terjadi diawal kegiatan belajar siswa.
Menurut sudirman motivasi ekstrisik memiliki tiga fungsi dalam proses belajar mengajar, yaitu:1. Mendorong siswa untuk berbuat (belajar), 2.menentukan arah berbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai dan 3. Menyelidiki tujuan, perbuatan, yaitu perbuatan apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan.
Belajar merupakan suatu proses bukan hasil dan belajar itu berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk aktifitas untuk mencapai tujuan belajar. Aktivitas belajar tersebut dapat mengambil bentuk mendengarkan, memandang, meraba, menulis, membaca, mmembuat ikhtisar, ringkasan, mengamati, menyusun paper, mengingat, berfikir dan latihan atau praktek. Pada prinsipnya belajar itu sendiri adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi belajar itu memerlukan kegiatan.
Aktifitas belajar dalam proses belajar mengajar akan dapat terlaksana lebih efisien dan efektif bila guru mampu menumbuh kembangkan motivasi terhadap para siswanya secara lebih optimal, intensif dan efekt if.
Unuk menumbuh kembangkan motivasi ekstrisik siswa dapat dilakukan melalui usaha sebagai berikut: 1. Pemberian angka atau nilai, 2. Pemberian hadiah, 3. Penciptaan kompetisi, 4. Menumbuhkembangkan ego invole-ment, 5. Pemberian rasa kepuasan dalam belajar, 6. Pemberian ulangan, 7. Pemberitahuan hasil belajar siswa dan 8. Pemberian pujian terhadap siswa.
Dalam upya menumbuhkan motivasi ekstrisik pada siswa juga perlu diberikan hal-hal seperti hukuman, peneguhan hasrat untuk belajar, penumbuhkembangan minat, pemenuhan kebutuhan siswa, seperti kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, pemenuhan kebutuhan memperoleh kasih sayang, pemenuhan kebutuhan akan harga diri atau memperoleh penghargaan dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri.
Dari uraian diatas motivasi merupakan suatu potensi besar dan sekaligus sebagai motor penggerak yang sangat ampuh yang semestinya dimiliki oleh setiap siswa guna mendorong aktifitas belajar untuk mencapai tujuan. Motivas pada dasarnya merupakan hal yang sangat esensial terutama bagi peserta didik dalam melaksanakan tugas belajarnya, baik disekolah maupun dirumah sehingga mendaptkan hasil guna yang optimal.
Motivasi ekstrisik dapat ditumbuh kembangkan melelui berbagai bentuk atau model aktivitas yeng terkait dan relevan dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian pemberian motivasi mesti mendapatkan prioritas oleh setiap pribadi guru untuk kepentingan siswanya, dan sekaligus sebagai realisasi dari rasa tanggung jawab terhadap keberhasilan siswanya.


0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger

Buscar